, Modifikasi cuaca yang dilakukan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi
(BPPT) di Jakarta cukup berhasil menurunkan intensitas hujan di ibu
kota. Bahkan, curah hujan yang jatuh di wilayah Jakarta dan sekitarnya
berkurang secara signifikan, sehingga tidak sampai menimbulkan banjir
seperti beberapa waktu lalu.
"Hingga hari kedelapan pelaksanaan
modifikasi cuaca yang dilakukan BNPB dan BPPT untuk mengantisipasi
banjir Jakarta berhasil. Curah hujan yang jatuh di Jakarta dan
sekitarnya berkurang signifikan," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Menurut Sutopo, ada 2 faktor
yang menyebabkan hujan berkurang. Pertama adalah pengaruh modifikasi
cuaca, yang mampu menjatuhkan awan-awan menjadi hujan sebelum masuk
Jakarta. Klaster awan-awan dengan NaCl ke dalam awan sehingga awan
jatuh. "Sudah dilakukan 14 sorti penerbangan dengan pesawat Hercules
C-130 yang sekali terbang membawa 4 ton bahan semai dan 1 kali dengan
Casa 212-200 membawa 800 kilogram bahan semai. Pembakaran flare untuk
menghambat pertumbuhan awan dilakukan di 25 lokasi," terangnya.
Untuk
yang kedua adalah kondisi cuaca regional yang kurang mendukung
terjadinya hujan ekstrem di sekitar Jakarta. "Tidak adanya siklon tropis
di selatan Indonesia, dan tidak adanya pengaruh seruak dingin (cold
surge) dari Siberia Selatan yang masuk ke wilayah Indonesia berpengaruh
tidak adanya hujan ekstrem di sekitar Jakarta. Kombinasi antara upaya
manusia dan alam inilah yang menyebabkan Jakarta aman dari banjir besar
hingga saat ini," paparnya.
Sedangkan untuk hari ini, lanjut
Sutopo, klaster awan sudah terbentuk sejak pagi di barat laut menuju
wilayah Jabodetabek. Sorti pertama dengan Hercules membawa 4 ton NaCl
terbang pukul 09.39-11.33 WIB mencegat awan-awan di sekitar Teluk
Jakarta hingga sebelah barat Lampung. "Dari Pantauan radar menunjukkan
awan target jatuh menjadi hujan," ucapnya.
Sementara, sorti kedua
diberangkatkan pada 14.25-15.40 WIB dengan Hercules membawa 4 ton NaCl
menyemai di atas Pandeglang, Serang, Cilegon dan utara Merak. "Sorti
ketiga dengan Casa membawa 800 kilogram menyemai sekitar Pandeglang pada
ketinggian 15 ribu kaki. Di bawah dioperasikan ground based generator
(GBG) dengan membakar 36 flare di 13 lokasi dan GBG sistem larutan
diaktifkan di 3 lokasi selama 5 jam. Hasilnya hujan berkurang di
Jabodetabek," katanya.